Bravo untuk Cricket Indonesia.
Sebuah perjuangan yang prestisius dan gemilang karena telah mengembangkan
cricket ke seluruh Indonesia. Cricket kini menjadi salah satu olahraga yang
memperkokoh keutuhan bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu yang
relative singkat, Cricket Indonesia telah mengembangkan kriket ke seluruh
Indonesia dan membuat cricket menjadi permainan masyarakat.
Prestasi
yang lain akhirnya terus menambah kegemerlapan pundi-pundi penghargaan Cricket
Indonesia dari International Cricket
Council (ICC). Sebut saja, penghargaan EAP
the best development programe dua
tahun berturut-turut dan sebagainya. Penyelenggaraan kejuarnas U15 pertama
tahun 2009 merupakan feed back yang
jelas dari masyarakat bahwa cricket di terima dan memiliki tempat di hati
masyarakat. Enam belas provinsi ambil bagian dalam kejuaraan ini (Malang-Jatim
absen). Permulaan yang gemilang, layak
diaplouse dan diacungi jempol. Ultra milk yang digandeng CI dalam
program pengembangan di seluruh Indonesia ini merupakan sponsor utama dalam
kujarnas U15 tahun 2009.
Cricket
terus meransek maju dengan semangat yang menggelora dan tak terbendungi.
Lamaran Cricket Indonesia untuk masuk dalam Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) pun diterima dan menjadi lengkap prestasi Cricket di Indonesia.
“Congratulation untuk semua tim Cricket yang telah berusaha keras dalam
pengembangan criket di Indonesia. Crikcet telah di terima di KONI” damikian
ungkapan luapan kegembiraan General Manager Cricket Indonesia, Prakash
Vijaykumar.
PCI
(Persatuan Cricket Indonesia) demikian sebutan untuk Cricket di KONI, langsung
menggebrak semangat anak-anak bangsa Indonesia. Pada Juni 2010 kejuaraan
nasional U17 dilaksanakan di Cibubur-Jakart Timur. Kejuaraan yang diikuti oleh 12 provinsi dari seluruh Indonesia
sangat meriah dan mengagumkan. Provinsi NTT, Irian Jaya, Sulawasi Utara, Sulawesi Selatan, NTB, Bali,
Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten,Lampung ,
Utaran , Kalimantan Timur (yang Absen DKI Jakarta dan DI Aceh) merupakan
provinsi yang telah mengikuti kejuaraan nasional U17.
Jawa
Barat masih menunjukan kehebatannya. Finalist kejurnas U15 tahun 2009 itu tetap
memimpin hingga akhir kejuaraan U17 pada juni 2010 dan menjadi juara satu pada
kejuaraan nasional U17 dan menyisihkan rival beratnya, Bali. Bali boleh di
bilang cukup prestisius karena pada kjurnas U15 hanya bermain sampai pada
‘juara harapan-IV.’ Bali benar-benar bangkit dari tidur yang lelap dan meroket
munuju runer up. NTT hanya bermain defensive mempertahankan prestasi yang ada,
tetap berkutat pada posisi ke tiga mengalahkan Sulsel.
“Mempertahankan
prestasi itu sulit, pak” demikian Chris Wake salah seorang pemain dari NTT
berkomentar setelah mengalahkan Sulsel. “Tetap menjadi juara tiga adalah
kebangaan bagi NTT” demikian salah seorang pemain NTT lain, menimpali.
NTT hanya
bisa bangga pada situasi yang tidak berubah. Kehidupan seolah-olah statis dan
keberhasilan hanyalah sebuah keberuntungan, kira-kira demikian interpretasi
penulis terhadap jawaban defensively anak-anak
NTT yang tidak dapat membuat perubanhan yang lebih prestisius. Tapi sisi lain,
Cri ket Indonesia memberi penghargaan sebagai pelatih terbaik kepada pelatih
dari NTT, Frengky Soni. Howzeettt….?!?>>>>> Not Out…!
HIGHLIGHT
CRICKET DI NTT
Kalau
Indonesia mau jujur, NTT adalah pusat pengembangan cricket yang sesungguhnya.
Indikator utamanya adalah hampir seluruh pemain dan pelatih yang ada di
Indonesia (pelatih senior) berasal dari NTT. Sebut Saja, Soni Bahana Hawoe, Zakaria Awang, Yeri Rosongna, Melven Ndoen, Fernandes
Nato, Frengky Soni, Bernadus Eli, Henndrik Laka, Orlando Seo dan Soni 2.
Semua
pelatih di atas telah berlanglang bauna ke seluruh penjuru nusantara bahkan
berkiprah di kejuaraan Internasional. Hendrik Laka pelatih untuk Aceh dan
Medan, Bernadus Eli pelatih untuk Kaltim, Yeri Rosongna pelatih untuk Lampung,
Melven Ndoen pelatih untuk Jawa Barat, Frengky Shony pelatih ntuk Kupang, Soni
Hawoe pelatih untuk Bali, Fernandes Nato untuk Labuan Bajo, Orlando dan Soni 2
merupakan pemain yang telah berlaga di tournament internasional.
Prestasi
Managerial anak-anak NTT juga cukup membanggakan, Soni B.Hawoe menjadi East
Indonesia Regional Development officer, Zakaria Awang pernah menjadi West
Indonesia Regioanl development Officer, Yeri Rosongna sekarang menjadiRegional
Delompment officer of West Indonesia.
Pada
September 2009, Soni B.Hawoe menjadi pelatih untuk Timnas Indonesia pertama dan
juga orang Indonesia pertama menjadi pelatih untuk Timnas Cricket Indonesia.
Fernandes Nato, Yeri Rosongna, Bernadus Eli, Frengky Shony, Melven Ndoen,
merupakan anak-anak NTT yang bergabung dalam squad tim nasional Indonesia.
Mungkin sedikit terkesan nepotisme, tapi jujur Cricket mengedepankan
profesionalisme dan obyektifitas. Selektornya adalah orang expatriate dari
India dan Australia.
Dalam
kejuaraan EAP trophy U17 di Vanuatu pada
bulan September 2010, Frengky Shony di tunjuk oleh tim pelatih menajdi Arsitek
timnas Indonesia dalam kejuaraan tersebut. Dari empat belas yang berangkat ke
Vanuatu, empat diantaranya adalah anak-anak NTT, Cristian Toda, Cristoforus
Wake, Maksi Koda, etc. NTT selalu
menghasilakan pemain yang berbakat.
Disisi
lain, Fernandes Nato yang juga merupakan pemain senior timnas Indonesia, di
pilih sebagai Captain untuk Jakarta Globe Tigers Cricket Club dalam kejuaraan
Liga Cricket Jakarta. Club ini terdiri atas orang Indonesia semua. Pada liga
tahun 2009/2010 JGTCC hanya mencapai pada runer up plate, berharap musim
2010/2011 bisa bermain lebih baik.
“Mengibarkan
panji kemenangan di negeri orang dan membiarkan negeri sendiri terjajah”
demikian analogi yang tepat untuk anak-anak NTT. Pada sisi lain prestasi gemilang,
pada sisi lain keterpurukan mewabah. Anak-anak NTT cukup membanggakan di negeri
orang, sebut saja Melven yang telah membawa Jabar menjadi juara dalam kejurnas
Cricket di Indonesaia pada tahun 2009. Kontribusi bagi NTT tidak lebih dari
nama baik ,tapi NTT sendiri tidak bisa berbuat lebih baik. Ada apa dengan mu
negeri NTT ku tercinta?
Pikiran
konteplatif menukik lebih dalam melahirkan kekaguman dan kesangsian. Anak-anak
NTT berprestsi di negeri orang (kekaguman), negeri NTT terlantar di jajah orang
(kesangsian). Sebut saja Labuan Bajo (Flores Cricket Association) , sejak tahun
2004, salah satu kejuaran semi internasional dan pada tahun 2006 menjadi
tournament internasional ‘Bajo twenty20-Christie cup” diadakan di Labuan Bajo. Itu hanya berlangsung hingga 2009 dan
pada tahun 2010 tournamen bergengsi itu lenyap ditelan bumi.
HowzzZetttTt…?!?..>>> It’s out…!
Kalau
tidak dapat membiayai tournament, ini bukan alasan yang tepat. Flores Cricket
Association bukanlah tipe organisasi yang selalu bergantung pada orang-orang
tertentu atau selalu bergantung pada Cricket pusat di Jakarta. Kejauaraan yang
pernah berlangsung merupakan hasil kerja keras panitia local dengan
berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. Sebut saja Moses Magong, Flori
Sudirman, Sypri Phiton, Lawrence Jehani, Lambert Jeharu, Nando dan rekan-rekan
lainnya, cukup gesit dan kreatif dalam menggalang dana dari sponsor.
Flores
Cricket association sesungguhnya memiliki tiga tournament rutin setiap tahun
dan dilaksanakan pada bulan yang berdekatan. Untuk Bajo twenty20 dilaksanakan
pada bulan Juni, ini tournament orang dewasa. Untuk anak SD dan SMP dilaksanak pada bulan Mei (Wilson Cup
utk anak SD, Bupati Cup untuk anak-anak SMP). Pada tahun 2010
kejuaraan-kejuaraan ini tidak diadakan lagi.
Cricket
seolah-olah lenyap dari bumi ‘congka sae-Manggarai-Flores-NTT,’ ditelan oleh
keegoisan, diruntuhkan oleh kesombongan dan ditidakberdayakan oleh keterbatasan. FCA
merasa ditinggalkan, diabaikan dan diabadikan dalam tinta merah kegagalan
perjalanan crcket di NTT...(be continue)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar