Selasa, 20 Maret 2012

MOMENTALITAS TIMNAS CRICKET INDONESIA


“Batu pecah  bukan karena dasyatnya tempaan terakhir, tapi merupakan akumulasi dari tempaan-tempaan sebelumnya”

Sangat utopis bila pemain TIMNAS cricket Indonesia berharap untuk memenangkan setiap kejuaraan regional cricket negara-negara lautan pasifik (ICC-EAP CUP). Skill saya tempatkan pada poin terakhir terhadap sebuah kekalahan (khususn untuk Timnas Cricket Indonesia), karena skill selalu tercipta dari keseringan berlatih dan keseringan berlaga—bukan dalam konteks individu tetapi sebagai sebuah TIMNAS, Tim Nasional Cricket Indonesia.

Dari beberapa pengalaman mengikuti kejuaraan ICC-EAP Cup, para pemain TIMNAS CRICKET Indonesia akan di panggil untuk mengikuti traning camp dan waktunya dua bulan menjelang kejuaraan. Waktu yang relative singkat untuk membangun kesolidan tim, baik dari sisi kerja sama, kekompakan, fitness, dan skill. Soliditas selalu terbentuk dari kesamaan persepsi terhadap sesuatu. Juara misalanya sebagai target. Untuk  membangun persepsi yang sama tentang JUARA, merupakan hal yang luar biasa sulit bagi TIMNAS Cricket Indonesia.
Pluralitas pemain TIMNAS memang menjadi salah satu alasan yang cukup mendasar terhadap beragamnya perspektif JUARA. Orientasi menjadi bagian dari Timnas Cricket Indonesia pun berwarna warni. Belum lagi tete-bengek lain yang kerap mengekor para pamain—perlakukan semua pemain itu sama.  Semua ini membentuk pemain-pemain di Timans Cricket Indonesia menjadi begitu utopis, meikirkan kemenangan yang begitu muluk dan bila kalah pasti ada yang menjadi kambing hitam.  

Banyak bowling yang jelek, fielding yang tidak agresif, KPI’S tidak berlaku, top five battsman fall erlier, dan semuanya berjalan berlalu seolah-olah tanpa ada yang tidak beres. Semangat mengibarkan sang merah putih menjadi kian redup ketika tiap kali berlaga selalu dipecundangi. Perjalanan bertanding ke luar negeri pun tidak lebih dari perjalanan wisata menikmati tempat-tempat baru dan sekedar menghabiskan ‘uang negara.’


Tidak Belajar Dari Pengalaman
Selalu mendapat penghargaan yang baik terhadap pengembangan Cricket di Indonesia untuk Cricket Indonesia merupakan hal yang lumrah dan tidak lebih dari sebuah candu. Saya katakana sebagai candu karena dengan ini pengembangan cricket di Indonesia begitu masif dan mengalahkan negara-negara lain. Tapi bila hal ini ditematisasi, Indonesia sesungguhnya  tidak pernah juara dan tidak layak mendapat award terhadap pengembangan. Presetasi selalu mengedepankan data-data--bisa  saja hasil manipulasi. Bila di lihat dari kenyataan di lapangan, minat orang terhadap Cricket kembali meredup. Jumlah yang dahulunya puluhan ribu, saya jamin  sebagaian besarnya hilang—entah disadari atau tidak yang pasti kita selalu punya alasan-alasn klise untuk membela diri.

Sama halnya dengan TIMNAS CRICKET, sangat momental. Momentalitas dari sebuah tim tidak pernah membentuk sebuah kesolidan. Setiap pemain tetap pada persepsinya masing-masing terhadap sebuah TIMNAS, sehingga untuk menjadi sang juara tetap menunggu ‘bintang jatuh dari langit’ dan berharap sebuah keajaiban terjadi. Menjadi pemenang atau menjadi pecundang merupakan hal yang tidak ada bedanya.

Mungkinkah Cricket Indonesia berpegang teguh pada prinsip Yin dan Yang, menjaga keseimbangan? Di sisi lain Cricket Indonesia menerima Award dalam pengembangan dan di sisi lain babak belur kalah terus dalam kejuaraan ICC-EAP CUP, dengan demikian Cricket Indonesia ‘stay on Balance.’ Stay on balance atau justru mengalami stagnasi?

Sesungguhnya Cricket Indonesia dalam hal ini TIMNAS Cricket Indonesia, tidak pernah belajar dari pengalaman yang sudah-sudah. Seharusnya ada banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran untuk pembelajaran demi perbaikan ethos permainan  pemain dalam TIMNAS cricket Indonesia. Tapi berhubung TIMNAS CRICKET INDONESIA adalah momental, maka tidak mengagetkan bila selalu jatuh pada kesalahan-kesalahan yang sama, tidak solid, mudah menyerah, tidak disiplin, tidak bugar, dan poor skill.

Bila demikian gamblangnnya persoalan yang terus menjadi kendala terbesar bagi TIMNAS CRICKET INDONESIA dalam memetik kemenangan dalam setiap kejuaraan, adakah langkah konkrit yang akan dibuat untuk mengantisipasi terhadap kejuaraan-kejuaraan ICC-EAP CUP berikutnya  atau kita akan tetap berkutat pada permasalahan-permasalahan yang sama? Dalam waktu dekat ICC EAP CUP akan diselenggarakan, dan kita berharap keajaiban akan terjadi.


Fernandes Nato 
Jakarta, December 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar